Kamis, 06 Mei 2010

wanita lembut


Minggu, 12 Juli 2009

Wanita....

Wanita adalah sosok yang komplit, berhati lembut, pengertian, mudah tersentuh adanya keadaan yang terjadi di luar makanya wanita sering disebut sensitif. Aku merasakan hal itu kali ini. Aku sungguh sangat iba terhadap keadaan dunia saat ini. Di zaman sekarang ini, kita sangatlah sulit menemukan seseorang yang baik. Bisa saja orang itu baik dimata kita namun sebenarnya dia sedang menipu kita. Lihatlah di tayangan televisi, tiap hari diberitakan khasus penipuan. Ya Allah mengapa keadaan umatmu sekarang demikian.

Kali ini aku seperti merasakannya, di kehidupannku...
Cobalah engkau memahami seorang wanita dari sisi wanita itu sendiri...


Rabu, 05 Mei 2010

PERCOBAAN AVERY–MACLEOD–MCCARTY

Percobaan Avery–MacLeod–McCarty menunjukkan adanya bukti bahwa DNA dapat mentrasformasi bakteri. Avery–MacLeod–McCarty melanjutkan penelitian yang dilakukan oleh Frederick Griffith sebelumnya.


Pada tahun 1928, Frederick Griffith, seorang petugas kesehatan berasal dari Inggris yang mempelajari Streptococcus pneumoniae, suatu bakteri ysng menyebabkan penyakit pneumonia pada mamalia. Percobaan Frederick Griffith adalah salah satu percobaan pertama yang menunjukkan bahwa bakteri dapat memindahkan informasi genetik melalui proses yang disebut transformasi.


Griffith menggunakan dua galur Pneumococcus (yang menginfeksi tikus), galur tipe III-S dan tipe II-R. Galur III-S memiliki kapsul polisakarida yang membuatnya tahan terhadap sistem kekebalan inangnya sehingga mengakibatkan kematian inang, sementara galur II-R tidak memiliki kapsul pelindung tersebut dan dapat dikalahkan oleh sistem kekebalan tubuh inang. Dalam eksperimen ini bakteri galur III-S dipanaskan hingga mati, dan sisa-sisanya ditambahkan ke bakteri galur II-R. Meskipun tikus tidak akan mati bila terkena baik sisa-sisa bakteri galur III-S (yang sudah mati) ataupun galur II-R secara terpisah, gabungan keduanya mengakibat kematian tikus inang. Griffith berhasil mengisolasi baik galur pneumococcus II-R hidup maupun III-S hidup dari darah tikus mati ini. Griffith menyimpulkan bahwa bakteri tipe II-R telah tertransformasikan menjadi galur III-S oleh sebuah prinsip transformasi.


Prinsip pentransformasi yang diamati oleh Griffith adalah DNA bakteri galur III-S. Meskipun bakteri itu telah mati, DNA-nya bertahan dari proses pemanasan dan diambil oleh bakteri galur II-R. DNA galur III-S mengandung gen yang membentuk kapsul perlindungan. Dilengkapi dengan gen ini, bakteri galur II-R menjadi terlindung dari sistem kekebalan inang dan dapat membunuhnya.



Penelitian Griffith tersebut menjadi titik awal bagi sebuah penelitian untuk mencari identitas substansi pentransformasi yang dilakukan oleh ahli bakteriologi Amerika Oswald Avery. Ia memurnikan berbagai macam zat kimia dari bakteri-bakteri patogenik yang telah dimatikan dengan panas, kemidian mencoba mentransformasikan bakteri nonpatogenik hidup dengan setiap zat kimia. Hanya DNA yang mampu melakukannya.


Pada percobaan Avery, MacLeod, dan McCarty mengkulturkan galur IIIS dalam jumlah volume yang besar, kemudian mengendapkannya dengan sentrifugasi dan mensuspensikannya kembali menjadi volume yang lebih kecil untuk memudahkan penanganan berikutnya. Sel-sel ini kemudian dimatikan dengan pemanasan. Setelah dilakukan pencucian dan ekstraksi dengan detergen, sebagian filtrat yang dihasilkan digunakan untuk transformasi dengan mencampurnya dengan sel hidup galur IIR. Ternyata filtrat ini masih mampu menginduksi transformasi. Sebagian filtrat lagi dibuang proteinnya, dan sebagian lagi dibuang polisakaridanya, dan sebagian lagi dibuang protein dan polisakaridanya. Filtrat-filtrat ini masih aktif menginduksi proses transformasi. Setelah pembuangan protein dan polisakarida, filtrat ini dipresipitasikan dengan etanol dan didapatkan benang-benang asam nukleat yang masih mempunyai kemampuan untuk menginduksi transformasi.


Untuk mengkonfirmasi hasil tersebut, filtrat dari sel IIIS yang telah dimatikan diperlakukan dengan protease (suatu enzim yang dapat menghancurkan protein), dan RNase (suatu enzim yang dapat menghancurkan molekul RNA) secara terpisah, kemudian dicampur dengan sel galur IIR. Pencampuran ini masih menghasilkan bakteri galur IIIS, yang berarti bahwa protein dan RNA bukan merupakan bahan untuk transformasi (transforming principle). Percobaan lainnya adalah dengan menambahkan DNase (suatu enzim yang dapat menghancurkan molekul DNA) pada filtrat dari sel IIIS. Filtrat yang telah dicampur dengan DNase ini ternyata tidak mampu menghasilkan sel IIIS bila dicampur dengan sel IIR, yang berarti tidak mampu menginduksi transformasi. Dari hasil percobaan ini, Avery, MacLeod, dan McCarty tidak ragu lagi untuk menyatakan bahwa DNA adalah bahan utama untuk transformasi.


Bahan utama untuk transformasi berinteraksi dengan sel IIR yang menimbulkan berbagai reaksi enzimatik yang berakhir dengan sintesis kapsul polisakarida tipe IIIS. Bila transformasi telah berlangsung, kapsul polisakarida akan disintesis terus pada generasi berikutnya, dan bahan utama untuk transformasi digandakan pada sel-sel anaknya. Oleh sebab itu transformasi merupakan proses yang mempengaruhi bahan genetik dan dapat diwariskan ke generasi berikutnya.


Akhirnya pada tahun 1944, Avery dan koleganya Colin MacLeod dan Maclyn McCarty mengumumkan bahwa agen pentransformasi tersebut adalah DNA. Oswald Avery, Colin MacLeod, dan Maclyn McCarty membuktikan bahwa DNA adalah material yang diturunkan yang dipunyai hampir semua organisme.


Senin, 03 Mei 2010

DNA DAN RNA GENOM

Sel mempunyai dua jenis molekul asam nukleat yaitu DNA (asam deoksiribonukleat) dan RNA (asam ribonukleat). DNA menyimpan informasi genetik yang spesifik untuk setiap individu dan spesies tertentu, yang akan diwariskan ke generasi berikutnya. Semua sel menggunakan sistem dimana informasi yang terdapat dalam DNA di copy menjadi RNA dan kemudian dirubah menjadi protein oleh mesin molekul yang disebut ribosom.


Struktur kimia molekul DNA adalah polinukleotida, demikian pula halnya molekul RNA. Pada molekul-molekul DNA mauun RNA memang terdapat unit yang disebut nukleotida. Nukleotida pada DNA maupun RNA memang terdapat unit yang disebut nukleotida. Nukleotida pada DNA maupun RNA terdiri dari tiga bagian basa nitrogen, gula, dan asam fosfat.


Gula pada nukleotida DNA adalah deoksiribosa sedangkan pada RNA adalah ribosa. Pada nukleotida DNA tidak ada basa urasil, sedangkan basa timin tidak ada pada nuleotida RNA. Biasanya molekul DNA terdiri dari helix ganda polinukleotida, sedangkan molekul RNA merupakan satu unting polinukleotida. Antara kedua unting polinukleotida DNA terdapat ikatan hidrogen. Ikatan hidrigen itu menghubungkan basa-basa yang komplementer antara adenin dan timin serta antara guanin dan sitosin.








Gambar 1. Struktur primer DNA dan RNA













Gambar 2. Struktur Purin dan Pyrimidin (Adenin dan Guanin; Cytosin, Tymin dan Urasil)


Pada struktur helix ganda antara basa adenin dan timin terdapat dua ikatan hidrogen, sedangkan antara basa guanin dan sitosin terdapat tiga ikatan hidrogen. Sehingga dalam molekul DNA jumlah basa G akan selalu sama dengan jumlah basa C, sedangkan jumlah basa A sama dengan T. Kemudian jumlah basa purin (A + G) akan sama dengan jumlah basa pyrimidin (C + T). Kedua untai DNA saling berkomplementasi melalui basa penyusunnya dengan arah antiparalel (berlawanan 5’→ 3’ vs 3’→5’), ujung yang mengandung gugus fosfat bebas disebut ujung 5’ sedangkan pada ujung lainnya yang mengandung gugus hidroksil bebas disebut ujung 3’. Kedua untai tersebut saling melilit satu sama lain membentuk struktur heliks ganda. Gugus fosfat dan gula yang tersusun bergantian menjadi tulang punggung (backbone) molekul DNA sementara pada bagian dalam terdapat basa yang melekat pada molekul gula.




Gambar 3. Struktur double heliks DNA

Rantai RNA berbentuk untai tunggal sehingga tidak membentuk struktur heliks yang teratur seperti DNA. Walaupun demikian RNA mungkin bisa membentuk struktur sekunder dan tersier karena pasangan basa bisa terbentuk pada daerah yang membentuk loops. Terdapat tiga tipe molekul RNA dalam sel, yaitu mRNA, tRNA dan rRNA. Molekul mRNA mengandung urutan nukleotida yang akan mengode urutan asam amino dari protein pada proses translasi.